Nama beliau Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, dilahirkan di
Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum’at 23 februari 1973,
bertepatan 19 Muharram 1393H, setelah beliau menyelesaikan sekolah
menengah atas, beliau mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had
Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bhs.Arab di LPBA Assalafy Jakarta
timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al
Khairat, Bekasi Timur, kemudian beliau meneruskan untuk lebih mendalami
Syari’ah ke Ma’had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman pada tahun
1994, selama empat tahun, disana beliau mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir
Al Qur;an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf,
mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
Habib Munzir Al-Musawa kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah,
duduk dan bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar dalam
segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah Habib
Munzir membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam orang, beliau terus
berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati
pendengar sejuk, beliau tidak mencampuri urusan politik, dan selalu
mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada
Allah swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa
bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dengan
kehidupan yang Nabawiy, kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik
yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy,
pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy, betapa
indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah
terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan
kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam
kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing
dg kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah
tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam.
Majelisnya mengalami pasang surut, awal berdakwah ia memakai kendaraan
umum turun naik bus, menggunakan jubah dan surban, serta membawa
kitab-kitab. Tak jarang beliau mendapat cemoohan dari orang-orang
sekitar.
Beliau bahkan pernah tidur di emperan toko ketika mencari murid
dan berdakwah. Kini majlis taklim yang diasuhnya setiap malam selasa di
Masjid Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan, yang dulu hanya dihadiri tiga sampai enam orang, sudah berjumlah sekitar 10.000 hadirin setiap malam selasa, Habib Munzir sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta
dan sekitarnya, beliau juga membuka majelis di rumahnya setiap malam
jum’at bertempat di jalan kemiri cidodol kebayoran, juga sudah membuka
majlis di seputar pulau jawa, yaitu:
Jawa barat :
Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang.
Jawa tengah :
Slawi, Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang,
Jawa timur :
Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo.
Bali :
Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem.
NTB
Mataram, Ampenan
Luar Negeri :
Singapura, Johor, Kualalumpur.
Buku-buku yang sering menjadi rujukan beliau di majelisnya antara lain: kitab As-syifa (Imam Fadliyat), Samailul Muhammadiyah (Imam Tirmidzi), Mukasyifatul Qulub (Imam Ghazali), Tambili Mukhdarim (Imam Sya’rani), Al-Jami’ Ash-Shahih/Shahih Bukhari (Imam Bukhari), Fathul Bari’ fi Syarah Al-Bukhari (Imam Al-Astqalani), serta kitab karangan Imam Al-Haddad dan kitab serta pelajaran yang didapat dari guru beliau Habib Umar bin Hafidh.
Nama Rasulullah SAW sengaja digunakan untuk nama Majelisnya yaitu “Majelis Rasulullah SAW”,
agar apa-apa yang dicita-citakan oleh majelis taklim ini tercapai.
Sebab beliau berharap, semua jamaahnya bisa meniru dan mencontoh
Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai panutan hidup.
Adapun guru-guru beliau antara lain:
Habib Umar bin Hud Al-Athas (cipayung), Habib Aqil bin Ahmad Alaydarus, Habib Umar bin Abdurahman Assegaf, Habib Hud Bagir Al-Athas, di pesantren Al-Khairat beliau belajar kepada Ustadz Al-Habib
Nagib bin Syeikh Abu Bakar, dan di Hadramaut beliau belajar kepada
Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar
bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim (Rubath Darul
Mustafa), juga sering hadir di majelisnya Al-Allamah Al-Arifbillah Al-Habib Salim Asy-Syatiri (Rubath Tarim).
Dan yang paling berpengaruh didalam membentuk kepribadian beliau adalah Guru mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim.
..................
Nasab Habib Munzir Al Musawa
Al-Habib Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin
Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin
Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Al-musawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad
bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah
bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin
Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin
Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad
Annaqib bin Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin
Ali Zainal Abidin bin Husein Dari Fathimah Azahra Putri Rasul SAW.